Seorang pemain
profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat
pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau.
Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam
sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang
sembarangan oleh salah seorang penonton.
Bagaimana ia
bisa memukul bola itu dengan baik? Sesuai dengan peraturan turnamen,
jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan
hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan
kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah,
ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi. Apa yang harus dilakukannya?
Banyak
pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk
mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman.
Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup
hukuman tadi. Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain
yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar.
Namun, pemain profesional kita kali ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu.
Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan
sekotak korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar
kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia
memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat,
wusss…, bola terpukul dan jatuh persis di dekat lobang di lapangan
hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan
posisinya.
================================
Bola adalah diri kita,
dan untuk menuju lobangnya yakni sebuah tujuan kita seringkali
menghadapi tantangan seperti halnya bola dalam kertas di atas. Dengan
berpikir bijak dan tidak gegabah, kita dapat melewati segala rintangan
untuk menuju tujuan hidup kita dengan hasil yang memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar